Menopause adalah sebuah keadaan yang sebenarnya normal (alamiah), dimana kondisi ini akan dialami oleh setiap wanita, ini bukanlah sebuah gangguan medis atau penyakit. Menopause secara sederhananya merupakan kondisi seorang wanita yang tidak adanya periode menstruasi selama 12 bulan.
Menopause dapat dikatakan sebuah masa berakhirnya siklus menstruasi pada wanita, seiring dengan proses penuaan maka semua wanita akan mengalami yang namanya masa menopause.
Kondisi menopause saat fungsi ovarium dari seorang wanita berhenti. Ovarium atau indung telur merupakan bagian dari kelenjar reproduksi wanita.
Ovarium berada di bagian panggul, ada di setiap sisi rahim. Fungsi ovarium bekerja untuk menghasilkan telur (ovum), dan juga menghasilkan hormon kewanitaan seperti progesterone dan estrogen.
Secara sederhana-nya, terjadinya menopause yaitu saat kondisi ovarium tidak lagi bekerja melepaskan telur.
Ovarium memiliki fungsi penting dalam menghasilkan hormon-hormon kewanitaan, serta juga berfungsi dalam perkembangan karakteristik tubuh wanita.
Hormon-hormon yang dihasilkan dari ovarium ini bekerja untuk mengontrol siklus menstruasi dan kehamilan pada seorang wanita.
Adapun hormon estrogen memiliki fungsi penting dalam melindungi tulang. Sehingga hal inilah yang menyebabkan seorang wanita bisa terkena osteoporosis (masalah pengeroposan tulang), karena ovarium tidak lagi bekerja dengan maksimal untuk menghasilkan hormon estrogen yang mencukupi bagi kebutuhan.
Usia Wanita Yang Mengalami Menopause
Umumnya usia wanita yang memasuki masa menopause adalah sekitar 51 tahun. Walaupun memang tidak bisa dipastikan kapan seorang wanita memasuki masa menopause.
Kebanyakan menopause terjadi diantara usia 45 dan 55, namun menopause bisa terjadi lebih awal seperti sekitar 40 tahun, atau juga bisa lebih lama pada wanita berumur 60-an tahun.
Yang perlu diingat menopause adalah hal yang normal dan alami. Namun ada wanita yang ternyata mengalami menopause dini. Menopause yang terjadi pada umur 40 ke bawah disebut sebagai menopause dini.
Gejala dan Indikasi Menopause
Biasanya mereka pada wanita yang mulai memasuki masa menopause mengalami sebuah hal yang berbeda, yaitu munculnya perasaan hangat pada tubuh, dimana rasa hangat tiba-tiba menyebar ke tubuh bagian atas, yang baisanya juga memunculkan efek berupa kulit yang berkeringat dan memerah.
Munculnya perasaan ini berlangsung selama beberapa menit saja. Dengan intensitas yang berbeda-beda pada setiap wanita. Beberapa gejala lainnya dari wanita yang mulai memasuki masa menopause, yaitu:
Tidak semua wanita mempunyai gejala-gejala dan proses menopause yang sama. Dimana tidak semua wanita akan mengalami seluruh gejala menopause tersebut.
Adapun proses menopause biasanya ditandai dengan terjadinya menstruasi yang akan berakhir secara bertahap. Dimana nantinya frekuensi menstruasi akan semakin jarang, hingga akhirnya menstruasi akan berhenti sama sekali.
Disamping itu bahwa tidak menutup kemungkinan siklus menstruasi bisa berakhir secara tiba-tiba. Pada kondisi seperti ini maka biasanya gejala-gejala yang mucul bisa lebih parah daripada wanita yang mengalami berakhirnya siklus menstruasinya secara bertahap.
Disarankan untuk menghubungi dokter ketika Anda mengalami gejala menopause yang terasa cukup parah, contohnya seperti munculnya rasa nyeri atau infeksi karena kondisi vagina yang kering, muncul pendarahan setelah melewati masa menopause, dan tanda-tanda atau kondisi tidak wajar lainnya.
Menopause pada dasarnya tidak memerlukan penanganan yang khusus. Disamping itu gejala-gejalanya juga tidaklah permanen, dimana gejala-gejala akan berkurang bahkan hilang sebagiannya seiring dengan berjalannya waktu.
Anda bisa melakukan perubahan gaya hidup yang menjadi lebih sehat agar bisa mengurangi gejala-gejala itu. Anda hanya perlu menerapkan hal-hal simple, seperti menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang. Disarankan untuk memperbanyak asupan serat seperti makan banyak sayuran dan buah.
Banyak minum air putih dan juga lakukan olahraga sederhana secara rutin. Olahraga bertujuan untuk membuat tubuh bugar, sehat dan mencegah kenaikan berat badan secara siignifikan yang rentan pada masa menopause, selain itu rutin berolahraga juga bermanfaat agar bisa menjaga kekuatan dan kesehatan tulang, sehingga tulang tidak mudah keropos.
Untuk menanggulangi munculnya gejala seperti mudah berkeringat, muncul rasa panas pda tubuh, dan jantung terasa berdebar, maka Anda bisa mengatasinya dengan menggunakan pakaian yang tipis berbahan katun. Selain itu batasi konsumsi kafein, makanan pedas, minuman yang panas, minuman keras dan hindari stres.
Kemudian pastikan Anda memiliki istirahat yang cukup dalam setiap harinya. Pastikan tidur di malam hari yang cukup, selain itu disarankan tidur siang selama 30 menit.
Penyebab Menopause Dini
Di samping fase alamiah, tenyata ada beberapa hal yang bisa memicu menopause lebih cepat terjadi. Berikut beberapa faktor risiko penyebab menopause dini:
1. Faktor Genetik
Peneliti percaya bahwa usia menopause dari seorang wanita, memiliki keterkaitan dengan genetik. Maksudnya seorang anak perempuan akan memulai masa menopause yang masanya tidak jauh berbeda dengan ibunya ketika mengalami menopause dulu.
Ketika seorang ibu mengalami menopause dini, maka anak perempuannya akan juga mengalami resiko tinggi mengalami menopause dini.
2. Terapi Radiasi dan Kemoterapi
Melakukan pengobatan kanker atau penyakit lainnya yang memakai metode terapi radiasi atau kemoterapi pada bagian sekitar panggul, hal ini bisa mengakibatkan meningkatnya resiko menopause dini.
Pengobatan dengan terapi radiasi pada bagian tubuh sekitar panggul bisa menyebabkan gangguan pada fungsi ovarium.
3. Tindakan Bedah atau Operasi
Jika seorang wanita menjalani operasi untuk mengangkat ovarium karena penyakit atau masalah tertentu, maka ini memberikan efek samping berupa resiko menopause dini.
4. Kebiasaan Buruk Merokok
Kebiasaan merokok ini sudah umum diketahui memberikan dampak bahaya bagi kesehatan, termasuk juga bisa meningkatkan resiko terjadinya menopause dini pada wanita.
Beberapa penelitian telah menemukan bahwa para wanita yang merokok umumnya akan mengalami menopause yang lebih cepat dibandingkan wanita yang tidak merokok. Dan secara umum tentunya rokok adalah penyebab utama timbulnya banyak penyakit berbahaya.
5. Kegemukan
Kondisi tubuh yang gemuk pada seorang wanita, menyebabkan kemungkinan estrogen bisa tersimpan di dalam jaringan lemak, kondisi ini kurang baik karena bisa memicu menopause dini.
6. Banyak Pikiran dan Stress
Seringnya berpikir terlalu keras, banyak pikiran, mengalami tekanan, ataupun stress bisa memicu resiko menopause dini. Terjadinya menopause bisa karena terjadinya ketidakseimbangan hormon akibat stress dan banyak pikiran, yang juga mengakibatkan menstruasi menjadi tidak teratur dan terganggu.
7. Sering Melakukan Masturbasi
Sering masturbasi ternyata bisa mengakibatkan resiko menopause dini pada seorang wanita.
Melakukannya memang sangat menyenangkan bagi wanita, karena bisa mencapai puncak dari nikmatnya, walaupun melakukannya dengan menggunakan alat bantu sex.
Akan tetapi jika terlalu sering, bisa menyebabkan semakin tingginya efek ketagihan untuk melakukan lagi, dan ini kurang baik. Dampak lainnya dari terlalu sering masturbasi yaitu bisa mengakibatkan gangguan kesehatan berupa mudah lelah dan nyeri pada panggul.
8. Malas Melakukan Olahraga
Kurangnya aktivitas olahraga juga bisa mengakibatkan terjadinya menopause dini. Aktivitas olahraga akan bisa menyehatkan tubuh, serta akan memperlancar hormon bermanfaat di dalam tubuh. Sedikitnya aktivitas olahraga bisa menyebabkan pelepasan dan kerja hormon di dalam tubuh menjadi terhambat.
9. Kurangnya Mengonsumsi Asupan Antioksidan
Kekurangan asupan antioksidan mengkibatkan masalah bagi kesehatan tubuh seperti utamanya membuat kekebalan tubuh melamah, termasuk juga dapat beresiko menopause dini pada wanita.
Jika seorang wanita mengonsumsi makanan kurang sehat seperti makanan cepat saji, junk food dan jenis makanan lainnya yang sedikit memiliki nutrisi, dampaknya mengakibatkan metabolisme tubuh menjadi lambat, ketidakseimbangan hormon dan melemahnya sistem imun tubuh.
10. Penyakit
Penyakit kronis yang menahun bisa memicu terjadinya menopause dini. Selain itu, penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis, dan penyakit kelainan kromosom seperti sindrom Turner bisa meningkatkan resiko wanita terkena menopause dini.
Melakukan metode pengobatan kanker seperti kemoterapi dan radioterapi. Kedua metode tersebut bisa menyebabkan meningkatnya resiko menopause dini pada seorang wanita.
Demikian juga wanita yang menjalani prosedur medis berupa operasi pengangkatan rahim atau ovarium akan rentan terkena masalah menopause dini.
11. Faktor Aktivitas
Para wanita yang belum juga menikah dan terlalu sibuk bekerja adalah hal yang kurang baik, karena bisa menjadikan menopause lebih cepat. Hendaknya para wanita segera menikah dan membatasi aktivitas bekerja (bekerja secukupnya), hindari melakukan pekerjaan kantor dan sebagainya yang terlalu berat atau yang memberikan tekanan psikis yang berat.
Cara Mencegah Menopause Dini
1. Beristirahat Yang Cukup
Hendaknya tidur malam yang cukup pada setiap harinya, waktu tidur malam yang cukup adalah antara 6-8 jam. Dengan memiliki tidur yang cukup sangat bermanfaat agar bisa meningkatkan produksi hormon estrogen di dalam tubuh wanita.
2. Gaya Hidup dan Pola Makan Sehat
Ketika memasuki masa menopause, maka umumnya tubuh akan lebih mudah menimbun lemak. Sehingga penting untuk lebih memperhatikan hal ini saat masa menopause, mulailah untuk membatasi konsumsi gula, karein, lemak, tepung, makanan pedas dan garam.
Yang perlu dilakukan adalah memperbanyak asupan serat, Anda disarankan mengonsumsi sayuran hijau, gandum dan makanan kaya omega-3. Selain itu, penuhi juga kebutuhan kalsium.
Hindari atau batasi sebisa mungkin paparan zat kimia yang beresiko masuk dan bersarang di dalam tubuh. Baik itu dari minuman, makanan, make up, sabun mandi, dan lainnya yang bisa memicu gangguan hormonal tubuh yang berujung pada menopause dini.
3. Hindari Makanan Cepat Saji
Makanan cepat saji di dalamnya terkandung gizi yang rendah dan tidak seimbang, disamping itu makanan cepat saji di dalamnya terdapat kandungan kolesterol yang tinggi. Mengonsumsi asupan yang banyak mengandung kolesterol akan berdampak buruk pada terganggunya produksi hormon estrogen.
4. Hindari Rokok (Baik Sebagai Perokok Aktif Maupun Pasif)
Baik itu perokok aktif maupun perokok pasif mengalami dampak bahaya bagi organ jantung dan menyebabkan kanker. Kandungan nikotin di dalam rokok juga berdampak buruk berupa mematikan sel telur. Kondisi inilah yang akhirnya mengakibatkan menopause dini.
Menurut American Society of Reproductive Medicine, menjelaskan bahwa merokok dapat memicu terjadinya menopause usia dini. Kandungan kimia didalamnya berupa nikotin, sianida, dan karbon monoksida berdampak buruk berupa mempercepat tingkat kehilangan sel telur.
5. Kelola Stres
Penting untuk menghindari stres, karena kondisi stres bisa memicu menopause dini. Jaga pikiran agar terhindar dari stres, dengan memiliki kehidupan yang tenang maka Anda bisa lebih terhindar dari stres.
6. Terapi Hormon
Apabila muncul masalah berupa kegagalan ovarium prematur, maka terapi hormon (HRT) menjadi metode yang cuukp baik. Akan tetapi, terapi hormon tersebut tidak dijadikan sebagai solusi awal, hal itu karena adanya resiko berupa penyakit kardiovaskular, stroke dan kanker payudara. Oleh karena itu, penting untuk melakukan konsultasi intensif pada dokter mengenai adanya kemungkinan risiko dari terapi ini.
7. Jangan Minuman Alkohol
Mengosumsi minuman beralkohol dapat berdampak pada menopause dini. Mengonsumsi alkohol akan memangkas kalsium yang ada di dalam tubuh. Menjauhi minuman beralkohol adalah hal yang sangat utama agar bisa mencegah menopause dini.
Konsumsi alkohol juga bisa menurunkan tingkat kesuburan seorang wanita, menimbulkan kecemasan dan membuat susah tidur.
8. Penting Untuk Mengetahui Segala Faktor Risiko
Sherry Ross, M.D, dari Pusat Kesehatan Providence Saint John, Santa Monica, menjelaskan bahwa seorang wanita perlu memperhatikan faktor risiko dari menopause diri. Cermati riwayat genetik pada keluarga, tanyakan kepada ibu Anda kapan dirinya mulai memasuki masa menopause dahulu.
Selain itu, faktir risiko menopause dini lainnya yaitu memiliki kondisi tubuh yang terlalu kurus atau gemuk, memiliki kebiasaan merokok yang panjang, pernah menjalani kemoterapi atau terapi radiasi, mengalami penyakit autoimun, dan epilepsi.
Faktor-faktor tersebut memang umumnya tidak dpat untuk diubah, kecuali pada faktor berat badan dan kebiasaan merokok yang perlu dihilangkan.
9. Berolahraga Tetapi Jangan Berlebihan
Olahraga menjadi suatu yang sangat penting agar bisa mencegah menopause dini. Dengan berolahraga maka tubuh akan menjadi lebih baik dalam mengatur hormon dan juga mencegah penumpukan lemak di dalam tubuh.
Akan tetapi olahraga jangan dilakukan secara berlebihan, karena dampaknya justru membuat ketidakseimbangan hormon, yang akhirnya menimbulkan ovulasi yang tidak teratur. Kondisi ini bisa menyebabkan resiko penipisan hormonal dini.
10. Konsumsi Asupan Yang Mengandung Fitoestrogen
Sebelum menopause, kondisinya wanita tersebut mengalami tingkat estrogen yang rendah, sehingga dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan kandungan fitoestrogen, seperti kedelai, gandum biji-bijian, kacang-kacangan, kenari, melon, pepaya, dan biji wijen, mengonsumsinya bermanfaat untuk menghindari menopause dini.
11. Konsumsi Makanan Yang Kaya Akan Antioksidan
Kandungan berupa senyawa antioksidan memiliki fungsi penting dalam mencegah penuaan dini. Dimana menopause adalah tanda penuaan pada tubuh secara keseluruhan. Bagi para wanita sangat disarankan untuk memenuhi asupan yang kaya antioksidan seperti wortel, stroberi, blackberry, raspberry, cranberry, paprika, brokoli, minyak zaitun, dan kacang.
Langkah Penanganan Medis Untuk Gejala Menopause Yang Mengganggu
Tidak semua wanita dapat dengan lancar melewati gejala-gejala menopause yang muncul hanya dengan melakukan cara-cara antisipasi sederhana. Ketika mengalami gejala menopause yang parah, dimana kondisi tersebut menyebabkan rutinitas sehari-hari menjadi tidak bisa berjalan, maka dokter biasanya akan memberikan resep obat untuk mengatasi atau meminimalisir gejala mengganggu yang muncul.
Terapi penggantian hormon adalah salah satu metode penanganan menopause yang sangat sering dilakukan, dimana terapi ini memiliki tingkat keefektifannya yang lumayan tinggi. Adapun obat-obatan dari terapi ini tersedia dari berbagai bentuk seperti tablet, koyo, gel, krim, dan implan.
Manfaat yang diperoleh dari terapi ini selain dapat meminimalisir dampak dari gejala menopause, juga bisa mengurangi risiko osteoporosis dalam jangka panjang terapi.
Melakukan terapi ini tentunya dengan rekomendasi dari ahli kesehatan atau dokter. Kemudian penggunaan obat-obatan terapi ini bisa di-stop sedikit demi sedikit ketika gejala-gejala menopause tidak lagi ada.
Biasanya, durasi gejala menopause yang dialami oleh seorang wanita yaitu selama 4 tahun (kurang lebih) setelah masa menstruasi terakhir.
Selain terapi penggantian hormon, terdapat bentuk penanganan lainnya yang dilakukan dalam mengurangi gejala menopause yang membuat tidak nyaman (mengganggu) yaitu penggunaan obat clonidine (salah satu obat antihipertensi) atau obat antidepresan tertentu yang berfungsi untuk menekan dampak gejala berupa jantung sering berdebar tidak wajar, sering muncul keringat, muncul sensasi rasa panas pada tubuh, serta berkeringat di malam hari yang dingin.
Penggunaan pelumas vagina berguna untuk mengatasi kekeringan pada vagina. Pada setiap metode pengobatan maka berkemungkinan akan memberikan sebuah efek samping.
Sehingga penting untuk rajin berkonsultasi dengan dokter, terutama jika ada hal tidak wajar timbul. Pemeriksaan rutin berguna untuk membantu dokter dalam menilai keefektifan metode pengobatan yang diberikan, serta memantau perkembangannya.
Menopause dapat dikatakan sebuah masa berakhirnya siklus menstruasi pada wanita, seiring dengan proses penuaan maka semua wanita akan mengalami yang namanya masa menopause.
Kondisi menopause saat fungsi ovarium dari seorang wanita berhenti. Ovarium atau indung telur merupakan bagian dari kelenjar reproduksi wanita.
Ovarium berada di bagian panggul, ada di setiap sisi rahim. Fungsi ovarium bekerja untuk menghasilkan telur (ovum), dan juga menghasilkan hormon kewanitaan seperti progesterone dan estrogen.
Secara sederhana-nya, terjadinya menopause yaitu saat kondisi ovarium tidak lagi bekerja melepaskan telur.
Ovarium memiliki fungsi penting dalam menghasilkan hormon-hormon kewanitaan, serta juga berfungsi dalam perkembangan karakteristik tubuh wanita.
Hormon-hormon yang dihasilkan dari ovarium ini bekerja untuk mengontrol siklus menstruasi dan kehamilan pada seorang wanita.
Adapun hormon estrogen memiliki fungsi penting dalam melindungi tulang. Sehingga hal inilah yang menyebabkan seorang wanita bisa terkena osteoporosis (masalah pengeroposan tulang), karena ovarium tidak lagi bekerja dengan maksimal untuk menghasilkan hormon estrogen yang mencukupi bagi kebutuhan.
Usia Wanita Yang Mengalami Menopause
Umumnya usia wanita yang memasuki masa menopause adalah sekitar 51 tahun. Walaupun memang tidak bisa dipastikan kapan seorang wanita memasuki masa menopause.
Kebanyakan menopause terjadi diantara usia 45 dan 55, namun menopause bisa terjadi lebih awal seperti sekitar 40 tahun, atau juga bisa lebih lama pada wanita berumur 60-an tahun.
Yang perlu diingat menopause adalah hal yang normal dan alami. Namun ada wanita yang ternyata mengalami menopause dini. Menopause yang terjadi pada umur 40 ke bawah disebut sebagai menopause dini.
Gejala dan Indikasi Menopause
Biasanya mereka pada wanita yang mulai memasuki masa menopause mengalami sebuah hal yang berbeda, yaitu munculnya perasaan hangat pada tubuh, dimana rasa hangat tiba-tiba menyebar ke tubuh bagian atas, yang baisanya juga memunculkan efek berupa kulit yang berkeringat dan memerah.
Munculnya perasaan ini berlangsung selama beberapa menit saja. Dengan intensitas yang berbeda-beda pada setiap wanita. Beberapa gejala lainnya dari wanita yang mulai memasuki masa menopause, yaitu:
- Terjadinya perubahan pada siklus menstruasi, berupa mengalami periode menstruasi yang tidak teratur dan volume pendarahan yang sedikit atau justru terlalu banyak.
- Tubuh mudah sekali lelah.
- Perasaan atau mood menjadi sangat mudah berubah.
- Mengalami susah tidur, atau sering terbangun secara tiba-tiba di malam hari.
- Berkeringat pada malam hari.
- Rentan mengalami stres, depresi, uring-uringan, sedih, emosi dan semacamnya.
- Penurunan secara signifikan gairah hubungan seksual.
- Jantung berdetak dengan cepat.
- Muncul sensasi rasa panas dan berkeringat yang tidak wajar.
- Kesulitan untuk berkonsentrasi.
- Mengalami sakit kepala maupun migrain.
- Muncul rasa sakit pada otot dan persendian yang kurang wajar penyebabnya.
- Mengalami masalah pada kontrol kandung kemih.
- Vagina kering dan kurang elastis, hal terjadi disebabkan adanya penipisan pada jaringan vulva, serviks dan vaginal. Kekeringan pada vagina bisa mengakibatkan rasa gatal atau sakit saat berhubungan intim.
- Libodo menurun.
- Rambut yang cenderung menipis.
- Tubuh lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih.
- Berat badan meningkat,
- Metabolisme tubuh lambat.
Tidak semua wanita mempunyai gejala-gejala dan proses menopause yang sama. Dimana tidak semua wanita akan mengalami seluruh gejala menopause tersebut.
Adapun proses menopause biasanya ditandai dengan terjadinya menstruasi yang akan berakhir secara bertahap. Dimana nantinya frekuensi menstruasi akan semakin jarang, hingga akhirnya menstruasi akan berhenti sama sekali.
Disamping itu bahwa tidak menutup kemungkinan siklus menstruasi bisa berakhir secara tiba-tiba. Pada kondisi seperti ini maka biasanya gejala-gejala yang mucul bisa lebih parah daripada wanita yang mengalami berakhirnya siklus menstruasinya secara bertahap.
Disarankan untuk menghubungi dokter ketika Anda mengalami gejala menopause yang terasa cukup parah, contohnya seperti munculnya rasa nyeri atau infeksi karena kondisi vagina yang kering, muncul pendarahan setelah melewati masa menopause, dan tanda-tanda atau kondisi tidak wajar lainnya.
Menopause pada dasarnya tidak memerlukan penanganan yang khusus. Disamping itu gejala-gejalanya juga tidaklah permanen, dimana gejala-gejala akan berkurang bahkan hilang sebagiannya seiring dengan berjalannya waktu.
Anda bisa melakukan perubahan gaya hidup yang menjadi lebih sehat agar bisa mengurangi gejala-gejala itu. Anda hanya perlu menerapkan hal-hal simple, seperti menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang. Disarankan untuk memperbanyak asupan serat seperti makan banyak sayuran dan buah.
Banyak minum air putih dan juga lakukan olahraga sederhana secara rutin. Olahraga bertujuan untuk membuat tubuh bugar, sehat dan mencegah kenaikan berat badan secara siignifikan yang rentan pada masa menopause, selain itu rutin berolahraga juga bermanfaat agar bisa menjaga kekuatan dan kesehatan tulang, sehingga tulang tidak mudah keropos.
Untuk menanggulangi munculnya gejala seperti mudah berkeringat, muncul rasa panas pda tubuh, dan jantung terasa berdebar, maka Anda bisa mengatasinya dengan menggunakan pakaian yang tipis berbahan katun. Selain itu batasi konsumsi kafein, makanan pedas, minuman yang panas, minuman keras dan hindari stres.
Kemudian pastikan Anda memiliki istirahat yang cukup dalam setiap harinya. Pastikan tidur di malam hari yang cukup, selain itu disarankan tidur siang selama 30 menit.
Penyebab Menopause Dini
Di samping fase alamiah, tenyata ada beberapa hal yang bisa memicu menopause lebih cepat terjadi. Berikut beberapa faktor risiko penyebab menopause dini:
1. Faktor Genetik
Peneliti percaya bahwa usia menopause dari seorang wanita, memiliki keterkaitan dengan genetik. Maksudnya seorang anak perempuan akan memulai masa menopause yang masanya tidak jauh berbeda dengan ibunya ketika mengalami menopause dulu.
Ketika seorang ibu mengalami menopause dini, maka anak perempuannya akan juga mengalami resiko tinggi mengalami menopause dini.
2. Terapi Radiasi dan Kemoterapi
Melakukan pengobatan kanker atau penyakit lainnya yang memakai metode terapi radiasi atau kemoterapi pada bagian sekitar panggul, hal ini bisa mengakibatkan meningkatnya resiko menopause dini.
Pengobatan dengan terapi radiasi pada bagian tubuh sekitar panggul bisa menyebabkan gangguan pada fungsi ovarium.
loading...
3. Tindakan Bedah atau Operasi
Jika seorang wanita menjalani operasi untuk mengangkat ovarium karena penyakit atau masalah tertentu, maka ini memberikan efek samping berupa resiko menopause dini.
4. Kebiasaan Buruk Merokok
Kebiasaan merokok ini sudah umum diketahui memberikan dampak bahaya bagi kesehatan, termasuk juga bisa meningkatkan resiko terjadinya menopause dini pada wanita.
Beberapa penelitian telah menemukan bahwa para wanita yang merokok umumnya akan mengalami menopause yang lebih cepat dibandingkan wanita yang tidak merokok. Dan secara umum tentunya rokok adalah penyebab utama timbulnya banyak penyakit berbahaya.
5. Kegemukan
Kondisi tubuh yang gemuk pada seorang wanita, menyebabkan kemungkinan estrogen bisa tersimpan di dalam jaringan lemak, kondisi ini kurang baik karena bisa memicu menopause dini.
6. Banyak Pikiran dan Stress
Seringnya berpikir terlalu keras, banyak pikiran, mengalami tekanan, ataupun stress bisa memicu resiko menopause dini. Terjadinya menopause bisa karena terjadinya ketidakseimbangan hormon akibat stress dan banyak pikiran, yang juga mengakibatkan menstruasi menjadi tidak teratur dan terganggu.
7. Sering Melakukan Masturbasi
Sering masturbasi ternyata bisa mengakibatkan resiko menopause dini pada seorang wanita.
Melakukannya memang sangat menyenangkan bagi wanita, karena bisa mencapai puncak dari nikmatnya, walaupun melakukannya dengan menggunakan alat bantu sex.
Akan tetapi jika terlalu sering, bisa menyebabkan semakin tingginya efek ketagihan untuk melakukan lagi, dan ini kurang baik. Dampak lainnya dari terlalu sering masturbasi yaitu bisa mengakibatkan gangguan kesehatan berupa mudah lelah dan nyeri pada panggul.
8. Malas Melakukan Olahraga
Kurangnya aktivitas olahraga juga bisa mengakibatkan terjadinya menopause dini. Aktivitas olahraga akan bisa menyehatkan tubuh, serta akan memperlancar hormon bermanfaat di dalam tubuh. Sedikitnya aktivitas olahraga bisa menyebabkan pelepasan dan kerja hormon di dalam tubuh menjadi terhambat.
9. Kurangnya Mengonsumsi Asupan Antioksidan
Kekurangan asupan antioksidan mengkibatkan masalah bagi kesehatan tubuh seperti utamanya membuat kekebalan tubuh melamah, termasuk juga dapat beresiko menopause dini pada wanita.
Jika seorang wanita mengonsumsi makanan kurang sehat seperti makanan cepat saji, junk food dan jenis makanan lainnya yang sedikit memiliki nutrisi, dampaknya mengakibatkan metabolisme tubuh menjadi lambat, ketidakseimbangan hormon dan melemahnya sistem imun tubuh.
10. Penyakit
Penyakit kronis yang menahun bisa memicu terjadinya menopause dini. Selain itu, penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis, dan penyakit kelainan kromosom seperti sindrom Turner bisa meningkatkan resiko wanita terkena menopause dini.
Melakukan metode pengobatan kanker seperti kemoterapi dan radioterapi. Kedua metode tersebut bisa menyebabkan meningkatnya resiko menopause dini pada seorang wanita.
Demikian juga wanita yang menjalani prosedur medis berupa operasi pengangkatan rahim atau ovarium akan rentan terkena masalah menopause dini.
11. Faktor Aktivitas
Para wanita yang belum juga menikah dan terlalu sibuk bekerja adalah hal yang kurang baik, karena bisa menjadikan menopause lebih cepat. Hendaknya para wanita segera menikah dan membatasi aktivitas bekerja (bekerja secukupnya), hindari melakukan pekerjaan kantor dan sebagainya yang terlalu berat atau yang memberikan tekanan psikis yang berat.
Cara Mencegah Menopause Dini
1. Beristirahat Yang Cukup
Hendaknya tidur malam yang cukup pada setiap harinya, waktu tidur malam yang cukup adalah antara 6-8 jam. Dengan memiliki tidur yang cukup sangat bermanfaat agar bisa meningkatkan produksi hormon estrogen di dalam tubuh wanita.
2. Gaya Hidup dan Pola Makan Sehat
Ketika memasuki masa menopause, maka umumnya tubuh akan lebih mudah menimbun lemak. Sehingga penting untuk lebih memperhatikan hal ini saat masa menopause, mulailah untuk membatasi konsumsi gula, karein, lemak, tepung, makanan pedas dan garam.
Yang perlu dilakukan adalah memperbanyak asupan serat, Anda disarankan mengonsumsi sayuran hijau, gandum dan makanan kaya omega-3. Selain itu, penuhi juga kebutuhan kalsium.
Hindari atau batasi sebisa mungkin paparan zat kimia yang beresiko masuk dan bersarang di dalam tubuh. Baik itu dari minuman, makanan, make up, sabun mandi, dan lainnya yang bisa memicu gangguan hormonal tubuh yang berujung pada menopause dini.
3. Hindari Makanan Cepat Saji
Makanan cepat saji di dalamnya terkandung gizi yang rendah dan tidak seimbang, disamping itu makanan cepat saji di dalamnya terdapat kandungan kolesterol yang tinggi. Mengonsumsi asupan yang banyak mengandung kolesterol akan berdampak buruk pada terganggunya produksi hormon estrogen.
4. Hindari Rokok (Baik Sebagai Perokok Aktif Maupun Pasif)
Baik itu perokok aktif maupun perokok pasif mengalami dampak bahaya bagi organ jantung dan menyebabkan kanker. Kandungan nikotin di dalam rokok juga berdampak buruk berupa mematikan sel telur. Kondisi inilah yang akhirnya mengakibatkan menopause dini.
Menurut American Society of Reproductive Medicine, menjelaskan bahwa merokok dapat memicu terjadinya menopause usia dini. Kandungan kimia didalamnya berupa nikotin, sianida, dan karbon monoksida berdampak buruk berupa mempercepat tingkat kehilangan sel telur.
5. Kelola Stres
Penting untuk menghindari stres, karena kondisi stres bisa memicu menopause dini. Jaga pikiran agar terhindar dari stres, dengan memiliki kehidupan yang tenang maka Anda bisa lebih terhindar dari stres.
6. Terapi Hormon
Apabila muncul masalah berupa kegagalan ovarium prematur, maka terapi hormon (HRT) menjadi metode yang cuukp baik. Akan tetapi, terapi hormon tersebut tidak dijadikan sebagai solusi awal, hal itu karena adanya resiko berupa penyakit kardiovaskular, stroke dan kanker payudara. Oleh karena itu, penting untuk melakukan konsultasi intensif pada dokter mengenai adanya kemungkinan risiko dari terapi ini.
7. Jangan Minuman Alkohol
Mengosumsi minuman beralkohol dapat berdampak pada menopause dini. Mengonsumsi alkohol akan memangkas kalsium yang ada di dalam tubuh. Menjauhi minuman beralkohol adalah hal yang sangat utama agar bisa mencegah menopause dini.
Konsumsi alkohol juga bisa menurunkan tingkat kesuburan seorang wanita, menimbulkan kecemasan dan membuat susah tidur.
8. Penting Untuk Mengetahui Segala Faktor Risiko
Sherry Ross, M.D, dari Pusat Kesehatan Providence Saint John, Santa Monica, menjelaskan bahwa seorang wanita perlu memperhatikan faktor risiko dari menopause diri. Cermati riwayat genetik pada keluarga, tanyakan kepada ibu Anda kapan dirinya mulai memasuki masa menopause dahulu.
Selain itu, faktir risiko menopause dini lainnya yaitu memiliki kondisi tubuh yang terlalu kurus atau gemuk, memiliki kebiasaan merokok yang panjang, pernah menjalani kemoterapi atau terapi radiasi, mengalami penyakit autoimun, dan epilepsi.
Faktor-faktor tersebut memang umumnya tidak dpat untuk diubah, kecuali pada faktor berat badan dan kebiasaan merokok yang perlu dihilangkan.
9. Berolahraga Tetapi Jangan Berlebihan
Olahraga menjadi suatu yang sangat penting agar bisa mencegah menopause dini. Dengan berolahraga maka tubuh akan menjadi lebih baik dalam mengatur hormon dan juga mencegah penumpukan lemak di dalam tubuh.
Akan tetapi olahraga jangan dilakukan secara berlebihan, karena dampaknya justru membuat ketidakseimbangan hormon, yang akhirnya menimbulkan ovulasi yang tidak teratur. Kondisi ini bisa menyebabkan resiko penipisan hormonal dini.
10. Konsumsi Asupan Yang Mengandung Fitoestrogen
Sebelum menopause, kondisinya wanita tersebut mengalami tingkat estrogen yang rendah, sehingga dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan kandungan fitoestrogen, seperti kedelai, gandum biji-bijian, kacang-kacangan, kenari, melon, pepaya, dan biji wijen, mengonsumsinya bermanfaat untuk menghindari menopause dini.
11. Konsumsi Makanan Yang Kaya Akan Antioksidan
Kandungan berupa senyawa antioksidan memiliki fungsi penting dalam mencegah penuaan dini. Dimana menopause adalah tanda penuaan pada tubuh secara keseluruhan. Bagi para wanita sangat disarankan untuk memenuhi asupan yang kaya antioksidan seperti wortel, stroberi, blackberry, raspberry, cranberry, paprika, brokoli, minyak zaitun, dan kacang.
Langkah Penanganan Medis Untuk Gejala Menopause Yang Mengganggu
Tidak semua wanita dapat dengan lancar melewati gejala-gejala menopause yang muncul hanya dengan melakukan cara-cara antisipasi sederhana. Ketika mengalami gejala menopause yang parah, dimana kondisi tersebut menyebabkan rutinitas sehari-hari menjadi tidak bisa berjalan, maka dokter biasanya akan memberikan resep obat untuk mengatasi atau meminimalisir gejala mengganggu yang muncul.
Terapi penggantian hormon adalah salah satu metode penanganan menopause yang sangat sering dilakukan, dimana terapi ini memiliki tingkat keefektifannya yang lumayan tinggi. Adapun obat-obatan dari terapi ini tersedia dari berbagai bentuk seperti tablet, koyo, gel, krim, dan implan.
Manfaat yang diperoleh dari terapi ini selain dapat meminimalisir dampak dari gejala menopause, juga bisa mengurangi risiko osteoporosis dalam jangka panjang terapi.
Melakukan terapi ini tentunya dengan rekomendasi dari ahli kesehatan atau dokter. Kemudian penggunaan obat-obatan terapi ini bisa di-stop sedikit demi sedikit ketika gejala-gejala menopause tidak lagi ada.
Biasanya, durasi gejala menopause yang dialami oleh seorang wanita yaitu selama 4 tahun (kurang lebih) setelah masa menstruasi terakhir.
Selain terapi penggantian hormon, terdapat bentuk penanganan lainnya yang dilakukan dalam mengurangi gejala menopause yang membuat tidak nyaman (mengganggu) yaitu penggunaan obat clonidine (salah satu obat antihipertensi) atau obat antidepresan tertentu yang berfungsi untuk menekan dampak gejala berupa jantung sering berdebar tidak wajar, sering muncul keringat, muncul sensasi rasa panas pada tubuh, serta berkeringat di malam hari yang dingin.
Penggunaan pelumas vagina berguna untuk mengatasi kekeringan pada vagina. Pada setiap metode pengobatan maka berkemungkinan akan memberikan sebuah efek samping.
Sehingga penting untuk rajin berkonsultasi dengan dokter, terutama jika ada hal tidak wajar timbul. Pemeriksaan rutin berguna untuk membantu dokter dalam menilai keefektifan metode pengobatan yang diberikan, serta memantau perkembangannya.
EmoticonEmoticon